BLOG MERUPAKAN PENGALAMAN PRIBADI DAN KUMPULAN ARTIKEL DARI BEBERAPA MEDIA YANG TELAH DIBACA DAN SEBAGAI SIMPANAN SERTA" SHARING" KEPADA PARA IBU..SEMOGA BERMANFAAT....:)
Kamis, 18 April 2013
Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Tanpa Makanan / Minuman Apapun Setelah Lahir?
Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Tanpa Makanan / Minuman Apapun Setelah Lahir?
Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Tanpa Makanan / Minuman Apapun Setelah
Lahir?Dalam 72 jam pertama dalam hidupnya bayi dapat bertahan tanpa
makanan/minuman apapun (48%) dan yang lain berpendapat bahwa bayi baru
lahir dapat bertahan tanpa makanan/minuman apapun dalam 48 jam pertama
(37%).
Mengapa hal ini dapat terjadi?
Bayi baru lahir, memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya yang
diperoleh dari plasenta selama berada di rahim ibu. Oleh karena itu,
bayi baru lahir tidaklah memerlukan makanan/minuman apapun. Satu-satunya
zat yang ia perlukan ketika baru lahir adalah kolostrum (ASI awal) yang
akan menjadi imunisasi pertamanya, karena berfungsi untuk melapisi
dinding usus bayi (yang sel-selnya belum rapat) menjadi tertutup dan
akhirnya rapat. Seringkali banyak ibu yang bertanya. Di hari keberapa
sebenarnya kolostrum diproduksi? Mengapa di hari-hari awal kelahiran,
ASI tidak keluar? Bukankah jika bayi tidak diberi minum ASI dalam 72 jam
pertama akan kelaparan?
Sebenarnya, ASI yang berbentuk
kolostrum diproduksi pada trimester kedua kehamilan (minggu ke-16), dan
terus diproduksi sampai hari ‘H’ kelahiran. Pada sebagian ibu, terkadang
kolostrum sudah keluar pada trimester ketiga, tetapi pada banyak ibu
kolostrum baru keluar pada hari ke-2 atau ke-3 setelah kelahiran. Kedua
hal ini adalah normal, karena pada 48 – 72 jam pasca kelahiran, tubuh
ibu mulai meningkatkan produksi ASI, sehingga ibu merasakan ‘sensasi
ASI’, dimana payudara mengencang dan mengeluarkan kolostrum.
Oleh itu tak perlu khawatir, jika ASI/kolostrum belum keluar di hari 1
atau ke-2 setelah kelahiran. Hal ini dikarenakan jumlah kolostrum yang
sangat sedikit (karena sesuai kebutuhan bayi) dan warnanya yang bening
atau kekuningan, sehingga membuat keluarnya kolostrum tidak
terasa/terlihat oleh ibu. Ini jugalah yang menjadi alasan mengapa bayi
baru lahir tidak perlu diberikan makanan/minuman selain ASI. Dengan
skin-to-skin contact yang sering dan bayi berada satu ruangan dengan
ibu, akan mempercepat keluarnya ASI/kolostrum, sehingga proses menyusui
dapat semakin lancar. Semakin sering ibu menyusui bayinya di hari-hari
pertama setelah kelahiran, semakin banyak kolostrum yang diperoleh bayi,
dan semakin banyak produksi ASI ibu.
Sumber: Sisca Baroto-Utomo, AIMI /wishingbaby.com
Menghadapi Minggu Terakhir Kehamilan
Menghadapi Minggu Terakhir Kehamilan
Dear Bunda
Kepala bayi sudah mulai turun dan sering terjadi kontraksi palsu. Tidak
perlu buru-buru ke rumah sakit, tetap tenang dan ikuti perkembangannya.
Apa yang terjadi?
1. Bayi turun. Mulai minggu ke-36, kepala bayi sudah turun atau
berada di rongga panggul Anda. Bila dokter melakukan pemeriksaan dalam,
ia bisa merasakan ujung kantung ketuban dan kepala bayi.
2.
Kontraksi palsu. Rahim menjadi sangat peka terhadap rangsangan dan
semakin aktif. Sebagian ibu hamil mengalami kontraksi palsu atau Braxton
Hicks. Saat kontraksi, rahim dapat diraba dari luar dan terasa
mengeras.
3. Jangan buru-buru ke rumah sakit. Kontraksi disertai
rasa sakit dan biasanya menyerang pada malam hari dengan jarak waktu
tidak teratur, sering dikira kontraksi persalinan sesungguhnya. Tidak
heran bila ibu terkecoh dan buru-buru lari ke rumah sakit - lalu diminta
pulang lagi.
4. ASI rembes. Terjadinya kontraksi rahim
dipengaruhi oleh aktivitas hormon oksitosin. Hormon itu juga merangsang
refleks pengeluaran ASI, sehingga ASI Anda mungkin rembes. Kenakan saja
breast pad.
Anda sebaiknya:
1. Perhatikan gerak
janin. Dalam satu jam paling tidak terasa 5–6 gerakan. Rasakan seluruh
gerakan, baik menendang, berguling atau cegukan. Bila dalam waktu dua
jam tidak terasa gerakan sama sekali, hubungi dokter.
2. Cermati
kontraksi. Hubungi dokter bila mengalami lebih dari lima kali kontraksi
palsu dalam 1 jam. Apalagi bila kontraksi kian kuat dan jaraknya dekat.
3. Periksa koper. Cek lagi isi tas bekal bersalin yang akan dibawa
ke rumah sakit. Letakkandi tempat yang mudah dijangkau. Bila ada,
sertakan rencana persalinan yang Anda buat.
4. Beritahukan nomor
penting. Catat beberapa nomor penting, taruh di dekat telepon atau
bagikan ke suami atau anggota keluarga lainnya.
5. Tes waktu
tempuh ke rumah sakit. Bila perlu, lakukan simulasi perjalanan ke rumah
sakit dan catat waktunya. Perkirakan juga adanya macet saat lalu lintas
padat.
sumber : Ayahbunda
Hypnobirthing Untuk Kehamilan : untuk melatih ibu hamil supaya lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.
Hypnobirthing Untuk Kehamilan
Metoda hypnobirthing pertama kali dipopulerkan oleh Marie F.Mongan,
M.Ed., M.Hy. dari Australia. Tujuannya, untuk melatih ibu hamil supaya
lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.
Dalam metode ini, ibu hamil juga diajarkan membiasakan diri mengajak
bicara janinya. Kegiatan ini sebagai suatu bentuk komunikasi antar-ruh,
yang terus dilakukan sampai detik-detik menjelang persalinan, khususnya
agar janin berjuang bersama ibunya untuk melewati jalan lahir. Kelas ini
sangat dianjukan untuk diikuti ibu hamil bersama pasangannya.
Manfaat:
1. Memahami proses yang sedang terjadi di dalam rahimnya.
2. Memahami apa yang terjadi setelah bayi lahir, dan cara perawatannya.
3. Membuat ibu hamil menjadi lebih santai dan tenang dalam menjalani proses kehamilan dan persalinan.
4. Membuat ibu hamil mampu memanfaatkan kekuatan pikiran positif dan
alam bawah sadarnya untuk menghadapi berbagai rasa sakit serta rasa
tidak nyaman lainnya.
5. Membantu ibu hamil mengatasi
kekhawatiran dan ketakutannya, yang dapat menghambat produksi sejumlah
hormon, diantaranya endorphin yang memiliki kekuatan 200 kali lipat dari
morfin untuk menekas rasa sakit pada saat melahirkan.
sumber : Ayahbunda
Selasa, 16 April 2013
Ajari Anak Terima Kekalahan
Ajari Anak Terima Kekalahan, simak info ini yah Bun :)
Tidak ada Bunda yang ingin anaknya menjadi orang yang kalah, misalnya
tidak memiliki kemampuan apa-apa, makan siang sendirian, atau bahkan
terkucil dari teman-temannya. Namun, belajar untuk kalah secara harfiah,
menerima kekalahan, dan kemudian bangkit kembali adalah kunci penting
kebahagiaan.
Untuk anak yang lebih kecil: Berilah contoh
berulang kali untuk menerima kekalahan dengan baik. Katakan, “Aduh,
Bunda kalah lagi, deh. Tapi senang, ya. Main lagi, yuk!” Boleh saja
membiarkan anak usia prasekolah untuk sering menang, tetapi perlahan ia
harus belajar untuk kalah, jelas Erika Rich, Ph.D., seorang psikolog
anak dari Los Angeles yang membentuk kelompok keahlian sosial untuk
anak-anak.
Ketika Anda menang,
katakan padanya, “Kali ini Bunda yang menang, tapi tadi kamu hebat,
kok.” Jika si kecil merajuk, jelaskan padanya bahwa tidak ada orang yang
ingin kalah, tetapi kekalahan adalah bagian dari permainan. Orang yang
benar-benar kalah adalah orang yang tidak berusaha bermain dengan baik.
“Sejak usia lima tahun, ia tidak boleh memenangkan setiap permainan, dan
harus mulai mengalami kekalahan, walaupun akibatnya ia akan mengamuk,”
kata Rich.
Untuk anak yang lebih besar: Sejak berusia 8 tahun,
kata Rich, kebanyakan anak cenderung bisa menerima kekalahan dengan
tenang. Sebelumnya, mereka merajuk ketika kalah karena terlalu fokus
pada hasil akhir sebuah proses (dipilih untuk masuk sebuah tim, mencetak
angka paling banyak) sehingga hal-hal menyenangkan yang terjadi dalam
prosesnya luput dari perhatian mereka, kata Pam Schiller, Ph.D.,
pengarang buku “Seven Skills for School Success”.
Kuncinya,
alihkan perhatian si kecil dari hadiah. Misalnya, jika ia kalah dalam
pertandingan bola, katakan: ”Nggak apa-apa kok, kamu tidak menang”,
“Gimana tadi pertandingannya?”, “Kamu senang nggak bermain dengan
teman-teman?”, “Senang ya, disemangati teman-teman?”, dan sebagainya.
sumber : Parenting Indonesia
Sukses Latihan Bertoilet
Sukses Latihan Bertoilet
Dear Bunda Tak perlu bimbang kok. Bunda boleh memakaian
balita popok di malam hari di tahap awal ia belajar bertoilet. Hanya saja,
Bunda perlu mengagendakan, agar ia terus melatih diri untuk mengendalikan
dorongan buang air.
Berikut tips agar latihan bertoilet berjalan sukses:
1. Buat jadwal ke toilet. Mulailah dengan membuat
jadawal tetap ke toilet setiap haroi. Misalnya, mengajak anak ke kamar mandi
untuk buang air kecil setiap baru bangun. Demikian buang air besar di wakt sama
setiap hari.
2 Ajaklah dengan cara menyenagkan, tanpa memaksa,
perlihatkan empati apabila balita menemui kesulitan. Misalnya terlanjur pipis
sebelum masuk toilet, atau sulit pup.
3 Ganti popok. Ganti penggunaan popok biasa dengan
popok celana yang mudah dibuka speerti memakai celana biasa. Katakana pada
balita bahwa popok ini adalah popok khusus anak yang sudah besar, dan jelaskan
penggunaannya.
4 Bermain. Berikan balita boneka dengan celana yang
biasa dibuka dan memiliki toilet sendiri. Dengan begitu ia bisa mempraktikannya
pada boneka sebelum diterapkannya pada diri sendiri. 5. Perangkat toilet.
Sediakan perangkat toilet dengan motif-motif lucu. Di tahap perkenalan, Anda
boleh membiarkan anak menggunakan perangkat toilet sebagai maianan lalu ajak ia
secar aperlahan duduk di atasnya. temukan posisi terbaik untuk anak buang air.
anak perempuan lebih nyaman dalam posisi duduk. Anak laki-laki posisi berdiri.
Perhatikan juga respon masing-masing anak terhadap posisi tersebut. Saat balita
menggunakan perangkat tersebut, tenangkan ia dengan memberinya semangat bahwa
ia mampu bertoilet. Setelahnya, ajak ia buang air sambil menceritakan suatu
kisah atau membacakan buku cerita favoritnya.
6 Bersikaplah optimis. Anda bukan satu-satunya
orang tua yang berjuang agar anaknya dapat mengendalikan dorongan buang air.
sejalan dengan jumlah jam terbang latihan, balita akan mahir. Pengalaman
positif dan optimisme Anda di tahap perkenalan ini memuluskan proses bertoilet.
Sumber : Ayahbunda
Cara Atasi Mata Gatal pada Anak
Cara Atasi Mata Gatal pada Anak
Mata anak Bunda gatal dan sering dikucek? Hati-hati infeksi. Selain
menghindari kontak dengan penderita infeksi, cara lain mencegah infeksi
mata adalah dengan menjaga kebersihan.
Saat merasa ada yang
tidak beres dengan matanya, misal perih, berair, atau gatal, biasanya
anak akan secara refleks mengucek atau menggosoknya. Padahal, belum
tentu tangan anak saat itu bersih, kan? Virus dan bakteri bisa saja
menempel pada tangan anak. Mengucek mata, selain menyebabkan infeksi,
juga bisa menyebabkan kornea tergores. Efeknya, penglihatan anak bisa
menjadi buram, mata merah, nyeri, dan berair.
Lalu, bagaimana mengatasinya? Saat anak mengeluh matanya terasa gatal
atau mengganjal karena benda asing, segeralah bersihkan matanya dengan
menggunakan air mengalir. Tekankan pada anak untuk tidak mengucek
matanya meski terasa gatal. Jika pun ia ingin memegang atau membersihkan
matanya dengan tangan, ia harus membersihkan atau mencuci tangannya
terlebih dahulu.
Segera bawa anak ke dokter bila mata merah dan
infeksinya tidak mengalami perbaikan dalam waktu 3 hari. Terlebih, bila
kondisi mata memburuk, misal mata semakin bengkak, penglihatan jadi
buram, dan mata terasa sakit sekali. Jangan sekali-sekali memberi obat
tetes mata yang dijual bebas pada anak. Obat tetes mata yang dijual
bebas biasanya hanya ditujukan untuk mata iritasi akibat debu atau
kotoran, dan tidak ditujukan untuk mata yang terinfeksi.
sumber ; Parenting Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)